Bonsai Kelapa Sawit

Bonsai Kelapa Sawit

Hasil Pencarian Bonsai Pohon Kelapa Sawit

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Pengiriman per potong: Rp 225.188

Belanja di App banyak untungnya:

JAKARTA – Banyak hal yang bisa diskusikan jika kita berbicara kelapa sawit. Anggapan sebagai perusak lingkungan atau jasanya sebagai salah satu sumber pemasukan keuangan negara, ternyata kelapa sawit juga memiliki potensi lain yang menguntungkan, yakni bonsai sawit.

Kelapa sawit pada awalnya memang lebih dikenal sebagai tanaman hias. Meski kini lebih sering dimanfaatkan sebagai tanaman produksi, bukan berarti nilai estetika dari tanaman ini hilang begitu saja apalagi jika digabungkan dengan seni bonsai.

Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Bogor, Bambang Suroso menjelaskan kepada Validnews, Jumat (22/12), menjelaskan untuk sebuah tanaman agar bisa masuk ke dalam kategori bonsai paling tidak berjenis tanaman dikotil atau tanaman dengan biji berkeping dua. Tanaman juga memiliki batang kayu keras, memiliki umur yang panjang dan memiliki daun kecil.

Sedangkan kelapa sawit sendiri masuk ke dalam tanaman berjenis monokotil atau hanya memiliki biji berkeping satu. Makanya, kata Bambang, kelapa sawit tidak bisa dimasukan sebagai jenis bonsai sejati. Dia pun mengakui saat ini perpaduan seni bonsai dan kelapa sawit belum umum dilakukan di Indonesia.

Baca juga: Peluang Cuan Dari Tren Tanaman

Namun jika melihat dari jenis bonsai kelapa yang sudah ada, tak menutup kemungkinan sawit bisa jadi inovasi yang mungkin untuk dilakukan para pebonsai. Hal itu pun diakui oleh Bambang.

“Kalau diproses sebetulnya bisa. Dari daunnya dia diperkecil, bisa ditampilkan sebagai tanaman yang uniklah. Meski kalau dikategorikan sendiri tidak bisa,” ungkapnya.

Sependapat dengan Bambang, pegiat bonsai, Sihar Ramses mengatakan bahwa kalaupun kelapa sawit bisa dijadikan sebagai tanaman hias. Akan tetapi tidak bisa dimasukan ke dalam kategori bonsai sejati, seperti pohon asem dan jenis bonsai pada umumnya.

“Yang harus dijelaskan, mereka bukan bonsai sejati, bukan bonsai yang benar seperti bonsai kayu seperti yang perkumpulan penggemar bonsai Indonesia sepakati bersama. Gitu loh,” katanya kepada Validnews, Jumat (22/12).

Menurutnya, jika memang kelapa sawit dijadikan seperti bonsai, dia mengatakan perlakuannya akan tetap sama dengan bonsai kelapa yang sudah lebih populer.

Baca juga: Tren Dan Peluang Bisnis 2021 Yang Harus Diketahui UMKM

“Kelapa sawit memang belum dicoba, Tapi kalau dilakukan saya cukup yakin bisa. Cuma ukurannya kayaknya kemungkinan medium dan big. Supaya bisa mengejar ukuran daun dan ukuran pelepahnya,” katanya.

Selain itu, dia juga yakin, kelapa sawit bisa dibentuk dengan gaya-gaya unik pada bonsai. Dia menyebutkan bonsai sawit berpeluang dibentuk dengan gaya hutan, gaya gantung atau gaya wind swept, gaya yang menyerupai tanaman tertiup angin.

“Paling kelapa sawit dikejar karena ukuran besarnya ketika dibonsai. Kemudian keindahannya karena dia seram teksturnya, ketiga mungkin bentukannya,” jelasnya.

Seperti yang dilansir dari faunadanflora.com, untuk teknik penanaman bonsai kelapa memang ada enam langkah yang bisa dilakukan dalam proses penanaman sawit sebagai tanaman hias.

Langkah pertama adalah pemilihan bibit. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, mengingat pemilihan bibit akan berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedepannya. Selain itu, medium penanaman juga perlu diperhatikan, medium penanaman harus merupakan tanah lembab dan mengandung banyak air.

Untuk bisa membentuk kelapa sawit seperti bonsai pada umumnya, harus memperhatikan usia tanaman. Pasalnya, ketika tanaman umurnya sudah terlalu tua maka akan sulit untuk dibentuk sesuai dengan gaya yang diinginkan.

Baca juga: Pemerintah Dorong Ekspor Subsektor Hortikultura

“Ketika masih muda bisa dibentuk cuman kalo udah tua jangan coba-coba, jadi kemungkinan dibentuk diawal pertumbuhan kalo mau,” ungkap Sihar.

Tahap yang tidak kalah penting adalah penyayatan pada tunas yang sudah tua untuk bisa mempertahankan ukuran tanaman. Penyayatan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak mengenai tunas muda yang bisa menimbulkan kebusukan pada tanaman.

Kemudian, pada proses penyiraman sebaiknya menggunakan air dengan campuran garam atau vetsin. Tujuannya untuk memberikan nutrisi pada tanaman.

Di dunia seni bonsai, memang ada beberapa jenis tanaman palem yang memiliki bentuk dan karakteristik yang sama dengan kelapa sawit. Dua jenis tanaman yang bisa dijadikan alternatif bonsai sawit adalah jenis sago dan ponytail.

Sago palm sebenarnya masuk ke dalam genus cycad. Tanaman jenis ini terkenal dengan daya tahannya yang sangat tinggi dan mendominasi wilayah darat di era mesozoik 150 juta tahun yang lalu. Tanaman ini bahkan bisa bertahan di suhu 15 derajat fahrenheit hingga 110 derajat fahrenheit.

Tanaman ini memiliki daun panjang dengan warna hijau gelap dan mengkilat. Batangnya tebal, namun agak sedikit lunak. Dengan perawakannya yang seperti ini, sago palm sering dianggap sebagai salah satu bonsai dengan tampilan yang paling elegan.

Baca juga: Tips Buka Usaha Dengan Modal Minim

Selain tampilannya yang menarik, tanaman ini juga dapat dikategorikan sebagai tanaman bonsai yang paling mudah dipelihara baik dalam ruangan maupun diluar ruangan. Sebab, sago palm tumbuh dengan sangat lamban, bahkan dalam pemeliharaan secara indoor tanaman ini hanya akan menumbuhkan satu set daun baru tiap satu atau dau tahun sekali sehingga tidak membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang pendek.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merawat bonsai jenis sago palm kondisi media tanam yang harus dijaga agar tidak terlalu basah maupun kering. Perawatannya hampir sama, seperti kaktus yang hanya perlu disiram ketika media tanam mendekati kondisi benar-benar kering.

Alternatif lain yang lebih unik adalah jenis tanaman pony tail palm yang sebenarnya juga tidak termasuk kedalam jenis tanaman palem. Berbeda dengan sago yang bisa ditumbuhkan baik di luar maupun di dalam ruangan, pony tail palm tumbuh lebih baik di dalam ruangan.

Bonsai jenis ini biasanya dipilih oleh pemula dalam seni bonsai karena memiliki karakteristik pertumbuhan yang lambat. Sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak perawatan dan memiliki daya tahan yang tinggi.

Bentuk bonsai jenis ini sangatlah unik karena memiliki daun berwarna hijau terang dengan bentuk keriting dengan batang yang keras.

Salah satu kelemahan dari bonsai jenis ini adalah ketahanan temperatur yang dimilikinya tidak setinggi sago palm. Meski dapat bertahan di udara dingin maupun panas, bonsai jenis ini memerlukan waktu adaptasi setiap terjadi perpindahan suhu.

Sama seperti bonsai jenis sago palm, satu hal yang perlu diperhatikan dari bonsai jenis ini adalah proses dan intensitas penyiraman. Bonsai pony tail palm tidak memerlukan intensitas penyiraman yang tinggi karena batangnya mampu menyimpan air dalam waktu yang lama. Bahkan, sebelum melakukan penyiraman, disarankan untuk membiarkan media tanamnya benar-benar kering untuk menghindari penumpukan air yang bisa menyebabkan kebusukan. (Muhammad Fauzi)

%PDF-1.7 %âãÏÓ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 4 0 obj <> endobj 5 0 obj <> stream xµ[[oÜÆ}ç¯`“¥–2ºÜÞiA b5rí:\išØȃ�(�‡Àÿè7—sfÈ¡´‘ +“3ßå|÷áä·ü}þ[~¾û¢óÏ_reÿûòY©ªnÝ¿ÍzÌûZWS�þ5õ�·½}'?Í4TJ)�uŸ=üšŸê\çÿÉË?]çÿË¿{°,¶ÒÓµ®«ºÏOu3, ~,÷Qlºª�V)î‘*Ÿê¶©÷+­puþð9ïðò3NM5Mµ\GOYзpß®~ 8µ¢½×(^í¡§UkEL%ü9/?–‡ëü$¶ÎËüí„¿:üÁ'\tU\gv׈i¡�%—umü27>åo/øVæ|5@¡»®©†n4¢çÎWî(zt„zRz"áEßOèµMSi5vyJo‹éSzbú~�Þ.}Û±øT“Ê'¦¯¾ñÆyÿ,wó]éëÌYó˾÷˯`Ô[ÿà/þ÷æ_Ø}sEg¸ùÑ=ÌJÐy·É|ÞŠ|Aõu¥'mtYÚlz½jªqèI•H £\Á¦‡&¯½r&•YW®ý¯ÆÂýÔ(]õyù5@û;Ðfƒßmºß„Gâ+S]W£ê'#¿÷e­¨ÀŸ=Ÿ£ÿ-Ä¿­ø¢�‹[Ñ"Q¦šú¾Äü¾ä®QPWHlïĺÑm¥j�}Åÿ€|Àò;¯Áß¼ŽD~ôr ªƒXÆ©xÆÖ"Úð5èð69D«ÎG>6_yrX‡}¤ôõ³àÑŒÎÉ-8  Ÿùçt(À[4ÊNZëj”@æÃ[£� ù¹;ypï#µˆsüÞÑ�ò2¼/ œ»ü³²Áî$r H$l ª(ïùXx#d%8€¦5¨QTz(šcÁ]4Êr‹7R¶©½Y1Ò©|˜ÁJ™Ä»/y�+Ñõ…QRz™t)À³^×NYlu F(;l ¥†º¾ƒŽ9²\‹c±34õ8UcS‹ðƒÏ¶^íòfC¥LC½V}ÕJ¦JèI¶…²P‡ŽI½ ÏÂÕ lH‡óAcÙDˆH8ª7²hC²Jò­ê¦R£´¥‰#äåd¨B¸B-±¡ËGÅmA¶I‘àÈœqÒ}Z¶è~ÌmÔß@Ó×CÕÆ¬à„”0AvüÛœß4$?,óEÑ9 _N°èQ{CŠHFIº.�³¤„±ô°4ÞÎÕ�ɦÌÇ!!wxʱÖàR4¯QVB)�\*1f­š¾¥½M�i2ÞÅ~t…`§¤á[£'à<Ÿ^ð¶zX¤ Û�´‹Ûcâ ÄQxKªîX©²Òf³=��íT }+³á`Òq&Ó+ÒqÈ#+Æ?Ã|L¨°�oD&Š)†mÅ-› lŒ�Ä©÷(d%½‰²�:‘mÄE3Eƒ€!uðCƒ3Â@‘,(´QîSvqK<*x@#g nÀ39.¸…PFLä,Õ”81ìñÀŠ»ˆxš$?±s°ágž6*¢-]+ŽÆÝ,�¿¼ýñõ›}¡©u?T£—œDïEúÏ%­eS«Hi×ýìŒy#ª#ó¶Ï醜Éï3%�˜ &=ºVÐ – rðH:¯mª]Bž¹”Å9¡/"9¯CãÐ{¢=x_§Òü“ðEdš–Jf¡rÞÄ;ñ¡*D#»§ÒqZ{ÜZ™•¾˜ûtæž%Ðá°¦½ð€©IZzG#ä1mr²LÃËõþÛ‘�r& ;P‚